Jumat, 23 Januari 2009

Asyik juga melancong ke Genting highline


Wi.... asyik juga tamasya ke Genting highline KL, kami merasakan sesuatu yang lain saat menaiki bus pariwisata mulai dari kL, bus melaju tidak begitu kencang sehingga kami bisa menikmati pemandangan alam yang masya Allah indahnya. Rombongan kami ada dua bus sehingga semua peserta leluasa untuk bercengkerama, bergoyang mendengarkan lagu-lagu khas melayu, bisa berkelakar dan saling "gojlok" waduh seneng banget. Pak Jay panggilan gaet dalam rombongan bus kami.

Tak terasa jalan yang kami lalui semakin mulus dan mulus sepanjang perjalanan, namun badan ini terasa mulai kedinginan, bukit-bukit yang kami lalui sudah kelihatan berkabut, karna jalan semakin menanjak tak lama sampailah kami di pelataran parkir kawasan genting highline KL, wi... semakin terasa hawa dingin disini, entahlah pada ketinggian berapa meter di atas permukaan laut.
Di kawasan wisata ini, kami tak henti-hentinya menatap sesuatu yang lain dari pada lain di ketinggian bukit, apa itu? Kawat panjang yang di dua sisinya dijalani oleh beberapa tempat berjalan seperti kurungan, ya..... namanya kereta gantung. kami semua menaiki kereta gantung satu kereta diisi oleh enam sampai delapan orang, kami berenam di dalam satu kereta: pak Naryo, bapak dari Tarakan, Ibu dari kutim, ibu dari berau, bapak dari balikpapan dan saya sendiri. Asyik juga naik kereta gantung. Namun saya kawan yang dari Tarakan ini takut oleh ketinggian karena, perjalanan kereta gantung semakin jauh semakin menanjak dan semakin tinggi karena posisi dia menghadap belakang maka dia minta pindah tempat dengan saya, saya sih enjoy aja. Hampir 15 menit perjalanan kami sampai di puncak Genting Highline. Bersyukurlah kami semua turun dengan selamat. Tanpa terasa hawa dingin sampai menusuk tulang-tulang.
Begitu kami turun luar biasa pemandangan yang kami lihat, bermacam-macam aneka hiburan mulai dari kereta mono rel, permainan salju, mainan ding-dong, permainan air, dan masih banyak lagi, tapi kami tidak memasuki semuanya karena keterbatasan kocek, ya .... cukup mahal, setiap kali masuk satu stan kami harus mengeluarkan kocek yang namanya ringgit besar bervariasi mulai dari 15 RM sekitar 50 ribu rupiah lah, nah kalau kita masuk dua puluh arena kan hampir satu jutaan. Pada hal kawan-kawan saat menukar uang di money changer sangat terbatas.

Pelajaran apa yang dapat kami petik dari melancong di kawasan wisata itu.
1. Kami melihat sekumpulan anak-anak yang memasuki arena itu berjalan begitu cepat, seakan-akan kami melihat satu kelompok, eh... kelompok lainnya sudah hilang, jadi cara berajalan anak-anak perlu dipelajari yang menambah dampak positif bagi pembelajaran.
2. Kawasan wisata ini menjadi income bagi negara karena sumber pendapatan di dapat dari para turis lokal dan internasional.
3. Kami lihat counter penyewaan hotel sampai hampir 40 conter yang bernomor, sehingga saat pertama kali para tamu akan tinggal di hotel di kawasan itu harus antri sambil menunggu dipanggil oleh pengeras suara untuk chek in. dan dengan cepatnya pelayanan saling bergantian, wi... kami jadi ngiler melihat keberhasilan Malaysia mendulang ringgit di negeri sendiri.
4. Transportasi yang gratis apa bila ingin berputar-putar di kawan itu, ya... kami naik mobil mirip L300 lumayan sekedar ingin tahu saja, tapi kami seperti orang Indonesia lainnya mau sih cepet-cepet sehingga kami mengabaikan orang-orang yang sudah duduk mengantri lebih dulu. Nggak apa-apa lah sekali-kali jadi kenangan.

Setelah hampir tiga jam kami bersenang-senang di sana kami segera naik kereta gantung lagi selama 15 menit untuk menuju perjalanan pulang, wah.... asyiknya rata-rata sekarang perjalanannya menuruni bukit dan cuaca rada-rada gerimis disertai kabut tebal. Sampailah kami di area parkir menuju bus masing-masing selanjutnya rombongan kami balik ke hotel.
Di penginapan jam sudah menunjukkan hampir jam 08.00 malam.
kami semua istirahat. mimpi indah kapan bisa ke sana lagi.
Genting higline yang menyenangkan